Tahun 1998 bukan hanya diingat sebagai masa reformasi di Indonesia, tetapi juga sebagai tahun kelam bagi Banyuwangi, sebuah daerah di ujung timur Pulau Jawa.
Di tengah gejolak politik dan ketidakstabilan sosial, sebuah tragedi mengerikan terjadi—pembantaian dukun santet yang menewaskan puluhan orang tanpa pengadilan yang jelas.
Latar Belakang Tragedi
Mitos tentang ilmu santet telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Dukun santet dianggap memiliki kekuatan supranatural yang dapat digunakan untuk mencelakai orang lain.
Kepercayaan ini, ditambah dengan situasi sosial-politik yang memanas, menciptakan ketakutan dan kepanikan yang dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu.
Pada tahun 1998, gelombang kekerasan melanda Banyuwangi dan beberapa daerah lainnya. Orang-orang yang dituduh sebagai dukun santet menjadi sasaran amuk massa dan kelompok misterius yang mengenakan pakaian serba hitam.
Mereka dieksekusi tanpa pengadilan, sering kali dengan cara yang brutal. Tidak hanya dukun santet, beberapa ustadz dan tokoh agama pun ikut menjadi korban, menambah daftar panjang tragedi ini.
Kelompok Ninja dan Teror Malam Hari
Saksi mata melaporkan bahwa eksekusi dilakukan oleh kelompok yang dikenal sebagai “ninja“, sekelompok orang yang beraksi di malam hari dengan mengenakan pakaian hitam.
Mereka memburu korban mereka, menyerang rumah-rumah dengan senjata tajam, dan meninggalkan jejak teror yang mendalam bagi masyarakat. Hingga kini, identitas dan motif sebenarnya dari kelompok ini masih menjadi misteri.
Dampak dan Warisan Tragedi
Pembantaian ini meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat setempat. Banyak pihak percaya bahwa tragedi ini bukan sekadar aksi spontan masyarakat, tetapi ada kepentingan politik dan agenda tersembunyi di baliknya.
Sayangnya, tidak banyak catatan sejarah resmi yang membahas peristiwa ini secara mendalam, menjadikannya salah satu tragedi yang hampir terlupakan.
Sejumlah film dan dokumenter berusaha mengangkat kisah ini kembali ke permukaan, salah satunya adalah Pembantaian Dukun Santet, sebuah film yang diadaptasi dari thread viral di media sosial.
Film ini mencoba merekonstruksi kejadian tersebut dari perspektif para saksi, memberikan gambaran nyata tentang horor yang pernah melanda Banyuwangi pada tahun 1998.
Misteri pembantaian dukun santet tahun 1998 masih menyisakan banyak pertanyaan.
Apakah ini murni tindakan masyarakat yang dipicu oleh ketakutan? Atau ada kekuatan tersembunyi yang memanipulasi keadaan demi kepentingan tertentu? Terlepas dari jawabannya, tragedi ini menjadi pengingat bahwa kepercayaan yang tidak dikendalikan dan kepanikan massal dapat berujung pada kekerasan yang mengerikan.
Saksikan Film ” Pembantaian Dukun Santet“
Eksplorasi konten lain dari CMI News
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
