Pemalang, CMI News – Tingginya intensitas hujan di akhir 2024 dan awal 2025 memicu lonjakan harga cabai hingga dua kali lipat di wilayah Kabupaten Pemalang. Kenaikan ini menjadi sorotan, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan pemilik warung yang harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk membeli cabai sebagai bahan utama masakan.
“Harga cabai merah besar sekarang Rp70 ribu, merah keriting Rp45 ribu, dan rawit merah Rp60 ribu per kilogram. Kenaikannya mencapai 100 persen dibandingkan Desember lalu. Saya terpaksa mengurangi porsi sambal karena tidak mungkin menaikkan harga makanan,” ujar Suli salah satu pedagang makanan di Pemalang, pada Selasa (7/1/2025).
AdvertisementScroll kebawah untuk lihat konten
Senada dengan Suli, Bedot seorang pedagang sayur di Pasar Pagi Pemalang, menjelaskan bahwa harga cabai mulai merangkak naik sejak pertengahan Desember 2024. Meskipun demikian, tingginya permintaan membuat dagangannya tetap laris.
“Harga memang mahal, tetapi pembeli tetap datang ke pasar. Kalau membeli di depot lebih murah, tapi harus dalam jumlah besar. Jadi banyak yang memilih beli eceran di sini. Alhamdulillah, cabai tetap laku,” kata Saadah.
Dari sisi petani, seorang petani cabai di Desa Pagenteran, Kecamatan Pulosari, mengungkapkan bahwa hujan yang terus menerus menyebabkan banyak tanaman cabai rusak dan buahnya membusuk. Kondisi ini membuat hasil panen menurun drastis.
“Curah hujan tinggi menyebabkan pasokan cabai di pasar berkurang. Tidak hanya dari Pemalang, pasokan juga biasanya berasal dari daerah lain. Namun, karena banyak lahan yang terdampak, harga jadi naik tinggi,” jelas Satoto.
Kenaikan harga cabai ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Pemalang. Para petani berharap cuaca segera membaik agar hasil panen bisa kembali normal dan harga cabai stabil. Sementara itu, para pedagang dan pembeli harus menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang tidak menentu ini.
Eksplorasi konten lain dari CMI News
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.