Cilacap, cminews.co.id : Dua pekan menjelang lebaran, pengrajin kue kering di Cilacap kebanjiran pesanan.
Salah satu pengrajin kue kering, Sumiyati, warga Desa Bojong Kecamatan Kawunganten, mengatakan, permintaan pesanan kue kering tidak hanya dari wilayah Cilacap, namun juga hingga luar daerah seperti Kebumen, Karawang, Bekasi, dan Cikarang, Yogyakarta, Jakarta, bahkan luar negeri seperti Hongkong.
“Kita memulai produk kue kering dua minggu sebelum lebaran, ada 17 varian kue kering, seperti nastar thumbprint, coklat, nastar original, nastar keju, nastar keju, nastar cengkeh, nastar wijen, putri salju, kue kacang, kastengel, kacang bawang, hingga kurma cokelat, dan lainnya”, ujarnya, Selasa (18/3/2025).
Menurutnya, dalam bulan Ramadan kali ini, permintaan lebih banyak dibanding Ramadan tahun lalu. “Alhamdulillah, permintaan meningkat dibanding tahun lalu. Sehari kita bisa memproduksi hingga 50 karton atau 70 toples. Untuk harganya, dari mulai Rp.40 ribu sampai Rp.45 ribu per toples”, jelas Sumiyati.
Kue kering produksi Sumiyati per hari beromset Rp. 4,5 juta, jika tahun lalu hanya Rp. 3,5 juta per hari.
Dalam melayani banyaknya pesanan, Sumiyati dibantu 5 karyawannya. Meski dihantui naiknya harga bahan baku kue, namun Sumiyati tidak berani menaikkan harga.
“Khawatir akan ditinggalkan pelanggan, harga kami tetap, meski bahan baku kue di pasaran naik”, tutupnya.
Eksplorasi konten lain dari CMI News
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
