PURWOKERTO, CMI News – Kenaikan harga cabai rawit merah yang melonjak hingga Rp 96.000 per kilogram membuat sejumlah warga di Kabupaten Banyumas, khususnya di Purwokerto, terpaksa memilih cabai rawit merah yang rusak sebagai alternatif. Dengan harga yang jauh lebih murah, antara Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per kilogram, cabai rusak kini banyak dibeli untuk menyiasati biaya belanja yang kian membengkak.
Seorang penjual mie ayam di Purwokerto, mengungkapkan bahwa ia memilih membeli cabai rusak karena harga cabai segar sudah terlalu mahal. “Harganya tinggi, kalau beli cabai rawit merah segar saya tidak kuat,” ujarnya. Meskipun kualitasnya tidak sebaik cabai segar, cabai rusak masih bisa dimanfaatkan untuk sambal yang disukai oleh banyak pelanggannya.
Hal serupa disampaikan seorang pedagang cabai di Pasar Wage Purwokerto. Menurutnya, permintaan akan cabai rusak cukup tinggi, terutama dari pedagang makanan seperti tukang bakso dan penjual makanan lainnya. “Mereka biasanya membeli cabai sambelan atau untuk membuat sambal. Harganya jauh lebih murah dibandingkan cabai segar,” katanya.
Untuk memperoleh cabai rusak, para pedagang harus telaten memilah-milah cabai yang rusak dari satu kilogram cabai segar. Dalam satu kilogram, biasanya terdapat sekitar 10 hingga 20 persen cabai yang sudah rusak. “Saya pilah-pilah yang rusak, harus telaten memilahnya, kalau tidak dipilah kasihan pembelinya,” ujar Heri.
Namun, kenaikan harga cabai rawit merah dan jenis cabai lainnya turut memberikan dampak negatif pada omzet pedagang. Hadi (60), seorang pedagang di Pasar Wage, mengungkapkan bahwa penurunan omzet bisa mencapai 50 persen. “Omzet menurun, yang biasanya beli 0,5 kg cabai, sekarang paling cuma 1 ons,” keluhnya.
Harga cabai rawit merah yang semula berada di kisaran Rp 60.000 per kilogram, kini melonjak hingga mencapai Rp 90.000 hingga Rp 96.000 per kilogram, bahkan ada yang memprediksi bisa mencapai Rp 100.000 menjelang Lebaran. Hal yang sama juga terjadi pada harga cabai merah keriting, yang naik dari Rp 40.000 menjadi Rp 50.000 per kilogram, dan cabai hijau yang kini dihargai Rp 32.000 per kilogram.
Heri juga mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini memang sudah diprediksi, karena biasanya menjelang Ramadan, harga cabai dan bahan pokok lainnya selalu mengalami lonjakan. “Biasanya menjelang puasa harga cabai naik, dan mendekati Lebaran juga naik lagi,” ujarnya.
Kenaikan harga cabai ini juga diikuti oleh lonjakan harga bahan pokok lainnya seperti bawang merah dan bawang putih. Bawang merah yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 25.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 35.000 per kilogram, sementara bawang putih yang semula dihargai Rp 40.000 per kilogram kini menjadi Rp 46.000 per kilogram.
Kondisi ini tentunya membuat sejumlah pedagang dan konsumen merasa terbebani. Namun, dengan adanya alternatif cabai rusak yang lebih terjangkau, sejumlah warga mencoba mengakalinya meskipun kualitasnya tak sebaik cabai segar. Sementara itu, pedagang berharap harga cabai dan bahan pokok lainnya bisa kembali stabil, agar mereka tidak semakin tertekan oleh lonjakan harga yang terus terjadi.***
Eksplorasi konten lain dari CMI News
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.